Bahagia DI Penghujung Usia

Bahagia Di Penghujung Usia

Dr. Sayid Husain Al-Afanie dalam bukunya, Al-Jazaau min Jinsil Amal menceritakan kehidupan seorang ahli qiraat di lembaga Majma’ Malik al Fahd li al-Mushhaf asy-Syarif. Beliau adalah syaikh Amir asy-Sayyid Utsman. Selama tujuh tahun beliau kehilangan pita suaranya. Namun begitu, beliau tetap mengajar qiraah. Apabila muridnya melakukan kesalahan saat membaca, ia benarkan bacaannya dengan memberikan isyarat. Sebelum meninggal, beliau sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa waktu. Saat beliau terbaring di ranjang rumah sakit, perawat dan pasien lain terkejut sebab mereka mendengar syaikh Amir duduk dan membaca al-Qur’an dengan suara yang nyaring dan merdu. Padahal mereka semua tahu bahwa beliau telah kehilangan pita suaranya. Selama tiga hari beliau menghatamkan al-Qur’an, sampai kemudian Allah mencabut nyawanya.

Alangkah bahagianya ia yang sedang melakukan kebaikan saat Allah mencabut nyawanya. Bukan sedang bermaksiat atau melakukan amalan sia-sia. la diberi taufiq untuk melakukan amalan yang dapat mendatangkan ridha Allah ta’ala. Ia isi hari harinya dengan semangat melakukan ketaatan, hingga akhirnya ia meninggal dalam kondisi terbaik. Happy ending, husnul khatimah.

TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH

Allah berikan beberapa tanda bagi mereka yang menutup usianya dengan bahagia. Di antara tanda seseorang meninggal dalam kondisi husnul khatimah adalah ia mengucapkan dua kalimat syahadat saat tutup usia. Rasulullah bersabda:

“Barang siapa mengucapkan laa ilaha illallah karena mencari wajah (pahala) Allah kemudian amalnya ditutup dengannya, maka ia masuk surga. Barangsiapa berpuasa karena mencari wajah Allah kemudian amalnya diakhiri dengannya, maka ia masuk surga. Barangsiapa bershadaqah kemudian itu menjadi amalan terakhirnya, maka ia masuk surga. (HR Imam Ahmad dan selainnya).”

Inilah kalimat yang Allah ambil sumpah atas manusia. Kalimat yang disebut sebagai al-urwatul wutsqa (tali yang kuat), al-qauluts tsabit (perkataan yang kokoh), dan kalimat thayyibah.

Tanda lainnya, ia meninggal dalam keadaan sedang melakukan amal shalih. Allah menjadikan amal shalih beraneka rupa. Dengannya Allah melipatkan pahala, menjadikan berkah umurnya, dan menghapuskan dosa. Di antara manusia ada yang meninggal dalam sujudnya, ada yang meninggal saat bertalbiah, ada pula yang meninggal saat berpuasa. Itu semua anugerah Allah untuk siapa saja yang dikehendakinya.

Anas bin Malik as pernah berkata, Rasulullah bersabda:

Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya maka Allah mempekerjakannya.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana Allah akan mempekerjakannya?” Rasulullah menjawab:

“Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal.” [HR Imam Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan al Hakim dalam Mustadrak).

Untuk itu, para salaf berlomba. Malik bin Dinar as pernah berkata, “Demi Allah, kalau saja aku sanggup untuk tidak tidur, aku tidak akan tidur.” Ditanyakan kepadanya, “Mengapa begitu, ya Abu Yahya?” la berkata, “Aku khawatir malaikat maut menjemputku sementara aku sedang tidur. Aku ingin ia mendatangiku saat aku sedang beramal shalih.” Beliau takut jika penutup amalnya bukanlah kebaikan. Padahal, Rasulullah pernah bersabda:

“Setiap hamba akan dibangkitkan sesual kondisi ketika la mati.” (HR. Muslim).

Kita tidak tahu kapan kematian datang menyapa. Persiapan untuk menyambutnya haruslah dilakukan setiap masa. Sebab, siapa yang berbuat jujur kepada Allah di dunia dan melakukan amal yang diridhai-Nya, Allah akan meneguhkan saat berjumpa dengan-Nya.

Meninggal dengan kening berkeringat juga merupakan tanda husnul khotimah. Buraidah bin al-Hashib menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:

 “Kematian seorang mukmin dengan keringat di kening.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Tanda yang lain lagi adalah meninggal pada malam Jumat atau siangnya. Abdullah bin Amru meriwayatkan bahw Rasulullah bersabda:

“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat, melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah (siksa) kubur.” [HR. Ahmad dan Tirmidzi]

Tanda husnul khatimah lainya adalah mati syahid di medan jihad di jalan Allah, atau mati saat menempuh perjalanan untuk berperang di jalan Allah, mati arena tertimpa sakit tha’un (pes), atau mati karena tenggelam. Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat,

“Menurut kalian, siapakah orang yang syahid?” Para sahabat menjawab, “Orang yang terbunuh di jalan Allah maka ia syahid.” Rasulullah bersabda, “Kalau begitu, orang yang mati syahid dari umatku sedikit.” Mereka bertanya, “Kalau begitu, siapa wahal Rasulullah? Beliau menjawab, “Orang yang terbunuh di jalan Allah, ia syahid. Orang yang mati di jalan Allah, ia syahid. Orang yang mati karena sakit tha’un, ia syahid. Barang siapa yang mati karena sakit perut, la syahid Dan orang yang (mati) tenggelam adalah syahid.” (HR. Muslim dalan shahihnya).

Itulah beberapa tanda husnul khatimah. Namun, kepastian bahwa la adalah penghuni surga merupakan hak mutlak Allah. Bukan berarti orang yang tidak memiliki tanda tersebut ia meninggal dalam kondisi suul khatimah. Itu semua merupakan hal ghaib yang hanya diketahui oleh Allah.

GODAAN SETAN MENJELANG KEMATIAN

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal pernah bercerita, sebagaimana dikisahkan oleh Al-Qurthubi dalam kitab at-Tadzkirah. “Aku hadir saat ayahku tengah menanti ajal,” kisahnya. “Tiba-tiba beliau pingsan kemudian tersadar sambil berkata dengan menggerakkan tangannya, tidak akan, tidak akan… Hal itu dilakukan berkali-kali. Maka aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang terlihat dihadapanmu ayah?’ Beliau menjawab, ‘Setan: berdiri didepanku sambil menggigit jarinya dan mengatakan, “Wahai Ahmad, aku akan menggodamu. Maka aku katakan, “Tidak akan sampai aku mati.”

Setan akan senantiasa berusaha menggoda dan menyesatkan manusia. Setan) telah bersumpah dihadapan Allah, “Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya. kecuali hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” (QS, Shad: 82 83). Rayuan setan akan semakin menghebat kala berada pada detik-detik menjelang kematian. Setan tahu bahwa saat itu adalah: kesempatan terakhir untuk menyesatkannya. Tak ada lagi kesempatan untuk bertobat setelah setan menyesatkan pada fase ini.

Berbahagialah mereka yang mampu menepis godaanya. Oleh karenanya Rasulullah, mengajarkan kepada kita sebuah doa sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam sebuah hadits Shahih dari ‘Abdullah bin Amr bin Ash as bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya kalbu-kalbu keturunan Adam berada di antara dua jari dari jari-jari Allah laksana satu hati, Allah membolak balikannya sesuai kehendakNya, kemudian beliau berdoa, “Ya Allah, Dzat yang membolak-balikan hati, palingkanlah hati hati kami kepada ketaatanMu.”

LANGKAH MERAIH HUSNUL KHATIMAH

Istiqamah adalah kunci husnul khatimah. Allah memuji orang-orang yang istiqamah dalam firmannya, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Rabb kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni jannah. Mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Ahqaf: 13-14).

Sementara orang yang menyimpang dari jalan kebenaran dan melakukan penyelewengan, mereka akan ditimpa musibah berupa akhir yang buruk. Iblis yang semula disebutkan dalam jajaran para malaikat di langit akhirnya dilaknat oleh Allah lantaran penentangannya kepada al-Haq Hendaknya kita berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh agar diwafatkan dalam keadaan beriman dan bertakwa. Kita juga perlu memperbaiki diri karena Allah akan memberikan taufik kepada orang yang mencari kebenaran. Wallahu a’lam.

Pendaftaran Santri Baru Tahun Ajaran 2022/2023

About pptqluha

Baca Juga

Sikap Ihsan Tameng Keburukan

Sabaik-baik Makhluk Manusia adalah makhluk yang Allah ‘Azza Wa Jalla ciptakan dengan bentuk yang sangat …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *