Pendaftaran Santri Baru Tahun Ajaran 2022/2023
Red heart on a black background

Cinta Allah, Puncak Segala Cinta

Cinta, adalah kata yang sulit didefinisikan. Ia bukan termasuk dari disiplin ilmu apapun, ia adalah fitrah bagi setiap manusia. Berbahagialah bagi siapa saja yang merasakan cinta. Buya Hamka menuturkan, “cinta adalah perasaan yang mesti ada pada setiap manusia. Ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih, dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlainan menerimanya. Jika ia jatuh ketanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, dan perkara tercela lainnya. Tetapi jika ia jatuh pada tanah yang subur, disana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budi pekerti yang tinggi, dan hal-hal terpuji lainnya.“

Berbicara mengenai cinta, pastilah tiada habisnya. Bagai menguras air laut, yang tak kan pernah mengering. Cinta adalah anugrah terindah yang diberikan Allah pada makhluk-Nya. Saat kita berbicara mengenai cinta, siapa yang akan terfikir dalam benak kita? Orang tua? Suami? Istri? Anak? Sahabat? Pacar? Atau tuhan? Mungkin untuk kali ini kita akan membahas tentang cinta pada Illah, puncak dari segala cinta.

Cinta itu suci, tapi tidak semua orang mengerti akan cinta itu sendiri. Banyak yang menyalah artikan sebuah cinta, ada yang bilang ia cinta, ternyata hanya nafsu belaka. Bilang cinta, nyatanya hanya obsesi semata. Siapa yang tahu dan mengerti akan cinta? Tentulah sang pemilik cinta sejati, Illahi robbi.

Bulan februari, banyak orang bilang pada salah satu tanggal di bulan itu adalah hari kasih sayang, hari dimana banyak orang menyatakan cinta, tapi ia malah lupa pada sang pencipta yang memberikan cinta padanya. Bahkan karena terlalu cinta pada makhluk-Nya, ia melakukan hal-hal yang terlarang. Padahal, cinta sejati itu jauh dari kata dosa dan noda. Cinta sejati itu, bentuk kasih sayang untuk saling menjaga, dan memelihara.

Valentine day, 14 februari. Selalu diidentikkan dengan warna merah hati dan kebiasaan memberikan coklat, bunga, dan sebagainya kepada pasangannya sebagai bentuk kasih sayang. Budaya yang tidak pernah diajarkan oleh suri tauladan kita, nabi Muhammad SAW. Karena setiap hari, menit, detik yang kita jalani selama kita masih bernafas, merupakan hari kasih sayang.

Namun ironis, di Indonesia yang notabenenya mayoritas beragama islam, tetap banyak yang merayakannya, ditambah dengan tayangan-tayangan yang beredar, baik di televisi, koran, majalah, dan social media lainnya, seakan-akan budaya valentine day adalah hal yang lumrah untuk dilaksanakan, padahal budaya ini amatlah sangat berbahaya bagi moral dan akhlak para pemuda dan pemudi muslim, mengapa? Karena, berdasarkan hasil kajian dan analisa juga fakta realita yang ada, dalam merayakan hari valentine (kasih sayang) banyak remaja yang melakukan seks bebas (hubungan diluar nikah), mabuk-mabukkan, berfoya-foya, dan lain sebagainya yang sangat jauh dari norma-norma agama. Efek dari gencarnya perayaan hari valentine sendiri; menghilangnya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas dalam diri seorang remaja.

Dikutip dari harian republika, yang memuat hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang dilakukan di lima kota, diantaranya; Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta, menyatakan bahwa 85% remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka. Mayoritas mereka adalah pelajar SMP dan SMA, belum lagi data-data dari fenomena mahasiswa sendiri yang mungkin dari segi pergaulan bebasnya hampir sama atau bahkan lebih ekstrim dengan maraknya kasus razia, video porno, aborsi, dan pembuangan bayi yang selama ini terjadi dengan mahasiswa sebagai pelakunya.

Saudaraku….

Tragedi diatas akan terjadi, jika kita kita tidak tahu pengertian cinta sesungguhnya. Cinta itu suci, jadi jangan nodai dengan dosa kita. Tanamkan rasa cinta pada pencipta alam semesta, karena ia adalah puncak cinta dari segala cinta. Cinta yang akan selalu menunjukkan jalan kebenaran, yang akan menjadi pelita ditengah gelapnya kehidupan kita. Cinta yang tak kan pernah ternodai.

Segala macam cinta kepada selain Allah akan luntur seiring berjalannya waktu, sedangkan cinta pada-Nya akan selalu bersemayam dalam hati dengan penuh kekhidmatan.

Saudaraku….

Kita tidak salah mencintai keluarga, pasangan, teman, sahabat, atau lainnya, itu hal yang lumrah. Tapi jangan kita berikan cinta kita 100%, karena jika kita berikan cinta kita seutunya, pada saat ia meninggalkan kita, atau ia tidak sesuai harapan kita, kehancuran, dan keterpurukan yang menemani. Percayalah, jika bukan ia meninggalkan kita, maka kita yang meninggalkannya. Jadi takar cinta kita sewajarnya saja. Begitupun dengan sebuah kebencian, janganlah kita membenci sesuatu dengan segenap antipati, karena hal itu akan membuat hati kita mati. Jangan biarkan sebuah kecintaan dan kebencian menutupi “nur Illahi” yang memancar dari lubuk hati.

Allah berfirman;

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu, Allah maha mengetaui sedang kamu tidak mengetahui”(QS. Al-Baqoroh:216)

Saudaraku…..

Islam mengenal makna cinta, islam mengajarkan tentang cinta, dan islam juga memerintahkan kepada kita untuk menumbuhkan cinta. Dan puncak dari segala cinta yang kita miliki ialah cinta pada-Nya, Allah berfirman;

“Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, pasangan-pasangan, dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya, maka tunggulah siksa-Nya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”(QS. At-Taubah:24)

Ayat diatas mengandung pengertian yang teramat tinggi tentang makna cinta sesungguhnya, yaitu ketika cinta kita pada keluarga, kekasih, dan orang-orang yang kita sayangi dari cinta kita pada Allah, Rasul, dan Jihad. Maka sungguh Allah sangat cemburu, sehingga dalam ayat dengan lantang dan tegas Allah menyatakan, bahwa tungguhlah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Bukti nyata dari mencintai Allah adalah dengan melakukan perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya. Cinta kepada Allah akan selalu menjadikan Allah sebagai dasar atas segalanya. Rasulullah SAW bersabda; “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, memberi karena Allah, mencegah karena Allah, maka sesungguhnya telah sempurna iman mereka.”(HR Abu Dawud)

Saudaraku, alangkah baiknya jika kita selalu berdo’a utuk memohon cinta Allah dan cinta orang-orang yang mencintai Allah, dan semoga kita diberi jodoh yang dapat menambah kecintaan kita pada Allah. Indahkan hidup kita dengan cinta dan kasih sayang, maka kita akan mengerti hakikat keberadaan kita didunia ini.

Wallahu a’lam

Oleh : Usth. Fina N. M

Pendaftaran Santri Baru Tahun Ajaran 2022/2023

About pptqluha

Baca Juga

Kenyang Di Dunia, Lapar Di Akhirat

Berlebihan saat makan bukanlah sifat orang-orang yang berjalan menuju Allah. Demikian pula orang yang senantiasa …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *